Minggu, 24 April 2011


Wartawan Bergolak


KLATEN— Wartawan yang biasa bertugas di Klaten bergolak menuntut Surat Keterangan Terdaftar  (SKT) Asosiasi Wartawan Indonesia (Awindo) yang dikeluarkan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas), dicabut.

Seruan pencabutan SKT Awindo dilakukan puluhan wartawan ketika demonstrasi di Badan Kesbangpollinmas Kabupaten Klaten, Selasa (19/4) pekan lalu. Tuntutan pencabutan SKT Awindo yang dikeluarkan  Kebangpollinmas Klaten adalah harga mati yang dikehendaki wartawan  dari sejumlah media yang bertugas di wilayah Kabupaten Klaten.
Pasalnya, karena profesi wartawan  bukan merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas). Sehingga  organisasi wartawan tidak dapat didasarkan  pada  UU RI Nomor 8 Tahun 1985. Namun dunia kerja wartawan dan organisasi kewartawanan diatur dalam UU RI Nomor 40 Tahun 1999  Tentang Pers.
Selain itu, alasan  para wartawan yang bertugas di Klaten  mendemo Badan Kesbangpolinmas Klaten merupakan batas titik nadir yang musti digelorakan. Karena para wartawan yang bertugas di Klaten menengarai adanya wartawan bodrex  yang melakukan pemerasan pada beberapa kepala sekolah  mulai dari SD hingga SLTA, maupun pada pejabat di Pemkab Klaten. Sehingga ini dinilai para wartawan merupakan pekerjaan yang melacurkan berkedok sebagai wartawan. Ini sangat melecehkan profesi wartawan.
Para wartawan yang melakukan demo di halaman Kantor Badan Kesbangpollinmas Klaten antara lain SOLO POS, JOGLO POS Radar Solo, Joglo Semar,  Radar Yogya, Kantor Berita Antara, Harian Republika, Seputar Indonesia, Suara Merdeka, Meteor,  Media Indonesia, Tribune Yogya, Kedaulatan Rakyat, Majalah Alfa, Detik Pos. Kemudian dari media elektronik masing-masing Metro TV, SCTV, MNCTV,  TATV, Borobudur TV, TV One, TVRI, RRI, Jogya TV, Anda FM, Elshinta, media online Timlo.Net, Jejak.com dan Soloraya.com. Puluhan wartawan ini melakukan demo mulai sekitar pukul 09.00. Ketika para wartawan demo dikawal  ketat anggota Polsekta Klaten maupun anggota Polres Klaten. Dalam demo tidak terjadi tindakan anarkis.
Di halaman Badan Kesbangpolinmas sejumlah wartawan  melakukan orasi secara bergantian. “Cabut SKT  Awindo! Karena menggunakan kata wartawan. Kalau  bernama Asosiasi Wereng Indonesia silahkan! Kami tidak akan menuntut mencabut SKT Awindo,” teriak beberapa wartawan peserta demo.
Setelah sejumlah wartawan melakukan orasi di tengah terik matahari, kemudian  para wartawan memberi kesempatan pada Kepala Badan Kesbangpollinmas  Klaten Sri Winoto SH, yang sudah pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Hukum Pemkab Klaten beberapa tahun lalu. Pada  kesempatan  Sri Winoto menyampaikan tanggapan apa yang disampaikan para wartawan, ia  dengan gigihnya mengatakan, berdasar undang-undang  bahwa  setiap orang dibolehkan membentuk organisasi. Karena, lanjut Sri Winoto masyarakat  dijamin oleh negara untuk membetuk organisasi secara legal.
Menurutnya kelompok yang mendaftarkan pada Badan Kesbangpolinmas adalah warga yang patuh pada hukum. “Insya Allah, kami menerbitkan SKT  untuk organisasi tidak punya maksud apa-apa. Selain, bahwa inilah komponen masyarakat  yang tahu aturan! Mereka ingin mendirikan organisasi tahu aturan, dia mohon SKT di sini. Kenapa tidak kita hargai! Dan ini  berlaku untuk semua organisasi sebenarnya! Tetapi anda tidak punya kekuatan memaksa! Saya sangat salut IWAPI. Tegas, walaupun itu profesi, tetapi  secara nasional membuat surat resmi. Harus ada SKT!!!” tanggapan  Sri Winoto dengan nada tinggi dan raut muka tegang.
Pernyataan Sri Winoto yang pakar hukum nampak emosi, sontak disanggah para wartawan yang ikut demo. Para wartawan mengatakan, kalau UU No.8 tahun 1985 hanya untuk mengatur ormas. Sedangkan wartawan adalah profesi yang diatur secara khusus dengan UU No.90 tahun 1999 tentang Pers, seperti profesi dokter, profesi advokat.
Wartawan Republika Edy Setyoko dengan tegas mengatakan, IWAPI bukan profesi. Sedangkan UU PERS  itu lex spesialis. Yang tidak bisa digebyah uyah dengan UU Ormas. “Bahwa IWAPI bukan profesi. Profesi, seperti  dokter, juga advokat. Undang-undang PERS itu lex spesialis, maka tidak bisa digebyah uyah dengan UU Ormas No 8 tahun 1985. Sangat disayangkan pemberian SKT ini ujung-ujungnya untuk nyenggrek bantuan APBD. Wartawan bukan binaan Kesbangpolinmas,” tukas Edy  wartawan senior di Klaten. Selain itu, Edy juga mengajak Sri Winoto SH untuk mendiskusikan perihal UU Pers  maupun UU Ormas.
Sri Winoto nampak bersikukuh untuk tidak mencabut SKT yang telah diberikan  pada Awindo. Tetapi ia juga siap untuk mendiskusikan dengan terbitnya SKT Awindo di Badan Kesbangllinmas Klaten.

Pejabat Pengurus Awindo
Yang sangat disayangkan Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Klaten Sri Sumanto pada wartawan  juga mengaku terdaptar  dalam  Awindo. Namun ia merasa tertipu masuk dalam daftar  pengurus Awindo. 
Ia menceritakan, kala didatangi oleh Ketua Awindo, Kawit Purwanto,  disodori proposal. Dalam proposal Sri Sumanto duduk  sebagai penasehat Awindo. Namun selama ini ia tidak pernah tahu lagi.Tahu-tahu setelah ramai dimuat oleh media. Setahunya Awindo yang menjadi wadah bagi wartawan, yang juga bernaung di PWI, atau AJI, maupun Ikatan Jurnalis Televisi  Indonesia (IJTI). Setahunya Awindo juga menginduk ke tiga organisasi kewartawanan itu.
Karena Sri Sumanto merasa tertipu, maka ia berencana akan mengundurkan diri dari Awindo. Sri Sumanto melihat Awindo tidak menunjukkan keseriusannya. Ia menilai, organisasi Awindo kok  merupakan organisasi  wartawan semi ormas. Menurutnya, itu organisasi yang tidak jelas. “Karena Awindo itu tidak jelas, maka aku berencana ke luar dari  Awindo,” papar Sri Sumanto.
Merilis yang disampaikan dari para wartawan, Ketua Awindo Kawit Purwanto, mengaku kalau orgnisasinya belum punya produk jurnalistik. (rno)

Rabu, 20 April 2011


Agnes Tak Dapat Jamkesmas
  •  Menderita Meringo Encephalocele

JATINOM – Agnes Galuh Panca Saputri balita berusia tiga tahun warga Dukuh Bunder, Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom kini menderita penyakit meringo encephalocele atau pembengkakan wajah yang berisi cairan dari otak. Anehnya Agnes dan orang tuanya tidak mendapat program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maupun Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).

Tampaknya derita bocah tiga tahun ini tak akan segera berhenti, sejak lahir hingga saat ini masih menderita penyakit pembengkakan di wajahnya. Balita malang ini belum menampakkan tanda-tanda mengalami perbaikan, apalagi menuju kesembuhan.
Vonis dokter untuk segera operasi tampaknya terus menjadi bumerang tersendiri bagi orang tua balita ini, ketiadaan biayalah yang memupus harapan orang tua balita ini dari kesembuhan. Agnes saat ini hanya bisa menangis di gendongan ayah tercintanya. Sesekali, balita malang itu merintih mengisyaratkan betapa sakitnya penderitaan yang dialaminya.
Tim dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta yang menangani Agnes memvonis jenis penyakit yang dideritanya bernama Meringo Encephalocele atau pembengkakan wajah yang berisi cairan dari otak.
Agnes yang merupakan putri kelima dari pasangan Paulus Suwardi–Kristina Dalinem mengalami penderitaan tersebut sejak dilahirkan. Awalnya baru berupa benjolan sebesar kelereng di atas hidungnya, namun seiring bertambahnya usia Agnes selama tiga tahun benjolan itu berubah membengkak hingga menutup sebagian dahi hingga hidungnya.
Menurut Ibu Agnes, Dalinem, dua hari sebelum Agnes lahir ia terjatuh dan perutnya membentur bibir tembok dengan kerasnya. Setelah Agnes lahir, betapa terkejutnya kedua orang tua saat melihat benjolan di atas hidung Agnes.
Awalnya, Dalinem menanyakan benjolan yang makin lama makin membesar tersebut ke Puskesmas Jatinom. Namun akhirnya, oleh Bidan Puskesmas setempat Agnes disarankan untuk dirujuk ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro, Tegalyoso, Klaten. Tak ingin mengambil resiko pihak RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro langsung memberikan rujukan ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
“Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk kesembuhan anak saya dan saya akan pasrahkan nasib anak saya di tangan Tuhan,” papar Suwardi berkaca-kaca saat ditemui Joglo Pos di kediamannya.
Suwardi mengharapkan, ada uluran tangan dermawan yang membantu kelangsungan  operasi anak bungsunya tersebut. “Saya memohon Tuhan segera berkehendak untuk mengirimkan sang dermawan untuk kelangsungan operasi Agnes,” papar Suwardi yang kesehariannya hanya sebagai buruh serabutan ini.
Ditanya mengenai apakah Agnes telah mendapat program Jamkesmas?. Kembali Suwardi menjelaskan dengan berkaca-kaca jika putri bungsunya tersebut hingga kini belum mendapat program Jamkesmas, mengingat program tersebut bisa untuk melakukan pengobatan secara gratis ke Rumah Sakit. “Sebetulnya saya telah mengusahakan mencari Jamkesmas untuk anak saya, namun hingga saat ini program tersebut hanya sebatas impian,” keluhnya.
“Semoga Pemkab Klaten melalui dinas terkait segera turun tangan memberikan penanganan secepatnya demi kesembuhan balita yang seharusnya menjadi masa-masa menyenangkan bagi orang tua tersebut,” ujar Suwardi, penuh harap. (Bud)




Senin, 11 April 2011


Dzikir Tangkal Teroris  


KLATENUmat Islam di Kabupaten Klaten diharapkan mampu menangkal dan menstop tindakan teroris dengan berdzikir kepada Allah SWT dan bersholawat kepada Sayidina wa Maulana Muhammad SAW. Generasi muda di Klaten dari pada ikut teroris lebih baik yasinan, tahlilan dan pengajian di masjid-masjid.
Demikian ditegaskan Bupati Klaten H Sunarna SE MHum dalam sambutan pembacaan rotib dan pengajian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 Hijriah/2011 Masehi yang diselenggarakan Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’Tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Kabupaten Klaten di Halaman Pendopo Kabupaten Klaten. Senin malam (4/4) lalu.
Acara pengajian tersebut dimulai pukul 19.30 WIB sampai pukul 01.00 WIB dengan dihadiri lebih 10 ribu umat Islam dari Kabupaten Klaten dan sekitarnya. Pengajian yang diselenggarakan Jatman Kabupaten Klaten tersebut dihadiri Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya dari Pekalongan.
Kemudian juga dihadiri Al Habib Hasyim bin Sahil Al Yamani dan Al Habib Zaid bin Abdul Rahman bin Yahya. Kemudian juga dihadiri Bupati Klaten H Sunarna SE MHum beserta istri Ny Hj Yani Sunarna. Tampak hadir pula Sekda Klaten Drs H Indarwanto, Kepala BKD Drs H Purwanto AC MSi, Kepala Dinas Perhubungan Drs Joko Sawaldi MM dan para camat. Selain itu juga dihadiri Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Klaten, Drs H Bambang Suprobo MSi.
Lebih lanjut Bupati Sunarna menegaskan, agama Islam tidak mengajarkan kekerasan apalagi mengebom, karena Islam adalah agama yang penuh kedamaian dan kesejukan. Karena itu diharapkan agar umat Islam dapat berpikir jernih dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sehingga tidak terjebak terorisme.
“Saya mendoakan agar hajat dan cita-cita umat Islam yang ikut berdzikir dan bersholawat dikabulkan Allah SWT. Yang belum punya jodoh segera mendapat jodoh dan yang belum dikaruniai anak oleh Allah SWT segera diberi anak yang soleh atau solehah. Rejekinya tambah banyak, halal dan diberi kemudahan dalam mencarinya oleh Allah SWT,” tegas Bupati Klaten H Sunarna.
Menjaga Iman
Sementara itu dalam tauziyahnya Al Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya dari Pekalongan mengajak, umat Islam untuk senantiasa menjaga iman Islam kepada Allah SWT, ibarat menjaga tanaman dari serangan wereng. Sedangkan Al Habib Hasyim bin Sahil Al Yamani dari Yaman dalam tauziyah berbahasa Arab yang diterjemahkan Al Habib Ahmad Al Habsy mengatakan, di majelis pengajian  Maulid Nabi Muhammad, Allah SWT memberikan pakaian taqwa.
Ketua Pengurus Cabang NU Kabupaten Klaten, Drs H Bambang Suprobo dalam sambutannya berharap kedepan agar Jatman setiap tahun dapat menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW untuk menggapai ridho Allah SWT.
Pengajian tersebut dimulai dengan pembacaan sholawat dan rotib yang dilanjutkan laporan panitia Drs H Muhammad Zaid. Dalam laporannya Muhammad Zaid mengucapkan terimakasih pada Bupati Klaten H Sunarna sehingga pengajian Jatman dapat diselenggarakan di Halaman Pendopo Kabupaten Klaten.
Acara pengajian Jatman di Halaman Pendopo Kabupaten Klaten yang dimulai pukul 19.00 WIB sampai pukul 01.00 dinihari berjalan khusyuk. Pengajian itu juga membangkitkan ekonomi warga terbukti di depan Pendopo Kabupaten Klaten juga terdapat puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan seperti aneka baju muslim dan buku-buku Islam. (idi)

Selasa, 05 April 2011

Ribuan Umat Islam
Dzikir di Karanganom 


KLATEN
Kegiataan “Klaten Berdzikir dan Bersholawat” bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf dari Solo putaran II di Lapangan Desa Brangkal, Karanganom, berjalan khidmat. Acara tersebut dihadiri ribuan umat Islam dari Klaten dan sekitarnya.

Acara Klaten Berdzikir dan Bersholawat diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten. Klaten Berdzikir dan Bersholawat diawali Sholawat mengagungkan Rosulullah Muhammad SAW yang dipimpin Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.
Mengawali bersholawat Habib Syech mengatakan, dengan bersholawat semoga umat Islam diakui sebagai umatnya Nabi Muhammad SAW dan nantinya diberi safaat oleh Nabi Muhammad SAW sehingga kelak masuk surganya Allah SWT.
Habib Syech juga mengungkapkan, dengan bersholawat semoga seluruh masyarakat Bangsa Indonesia pada umumnya dan rakyat Kabupaten Klaten pada khususnya senantiasa diberikan kesejahteraan lahir dan batin oleh Allah SWT. Selain itu diharapkan dengan sholawat adik-adik yang akan ujian nasional dapat lulus ujian nasional, nantinya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, berguna bagi Bangsa Indonesia dan agama Allah SWT yaitu Agama Islam.
Acara bersholawat berakhir sekitar pukul 10.00 WIB dilanjutkan laporan panitia yang dilakukan Ketua Panitia Klaten Berdzikir dan Bersholawat, Ustad Ma’ruf. Dalam laporannya Ustad Ma’ruf mengatakan, Klaten Berdzikir dan Bersholawat mrupakan prakarsa dari Bupati Klaten H Sunarna SE MHum dan bertujuan agar umat Islam selalu mendekatkan diri kepada Nabi Muhammad SAW sehingga akhirnya dekat Allah SWT dan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Setelah itu dilanjutkan sambutan Bupati Klaten H Sunarna SE MHum yang disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten, Drs H Indarwanto. Dalam sambutannya H Sunarna mengatakan, jika direnungkan dengan kejernihan dan kedalam qolbu tentu sepakat bahwa pembangunan Bangsa Indonesia tidak akan berhasil memiliki makna yang maksimal, tanpa adanya ketinggian derajat solih spiritual dari pelaku dan obyek pembangunan. Pada sisi lain diharapkan bahwa kokoh dan indahnya kesolihan spiritual hendaknya juga harus memancar melahirkan indahnya kesolihan sosial dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Untuk itu, Bupati Sunarna seperti dikutip Sekda H Indarwanto mengajak, kepada umat Islam untuk membangun kesolihan spiritual melalui mahabah kepada Nabi Muhammad SAW secara lahir dan batin yang sedalam-dalamnya. Kemudian bermujahadah membangun ketaqwaan kepada Allah SWT yang salah satu caranya dengan melaksanakan kegiatan Klaten Berdzikir dan Bersholawat.
Bupati Sunarna yaqin seyaqin-yaqinnya bahwa membangun negara atau Kabupaten Klaten dengan landasan roh solih spiritual yang tinggi, pasti akan terwujud daerah atau negara yang toyibah yaitu Kabupaten Klaten yang  baik dan indah. Kemudian dipenuhi ampunan Allah SWT sehingga Kabupaten Klaten menjadi kabupaten yang gemah ripah loh jinawi, toto titi tentrem kertoraharjo baik lahir maupun batin.
Sementara itu KH Toyfur dalam maidloh khasanahnya mengungkapkan, dengan Klaten Berdzikir dan Bersholawat semoga umat Islam mampu menauladani aqlak Nabi Muhammad SAW sehingga akhirnya mendapat safaatnya. Karena dengan mendapat safaat Nabi Muhammad SAW adalah pintu untuk menggapai keridloan dari Allah SWT sehingga akhirnya menjadi manusia yang mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat. (idi) 

Selasa, 29 Maret 2011

PDIP Nangis dan Tertawa Bersama Rakyat Indonesia


PDIP Nangis dan Tertawa  Bersama Rakyat Indonesia



  • - Megawati: Pengurus PDIP Harus Saling Kenal

KLATEN— Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP), Hj Megawati Soekarnoputri mengajak, seluruh pengurus PDIP mulai dirinya selaku Ketua Umum, pengurus DPP, DPD, DPC, PAC, Ranting dan Anak Ranting untuk selalu bersama rakyat, menangis dan tertawa bersama rakyat.

Penegasan Hj Megawati Soekarnoputri tersebut disampaikan dalam pidato politik saat pencanangan Cabang Pelopor PDIP se Indonesia di Lapangan Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Kamis, 17 Maret 2011 lalu. Dalam pidato politik tersebut Hj Megawati didampingi Puan Maharani, putrinya yang juga unsur Ketua DPP PDIP dan Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo.
“Ketua DPC dan jajaran pengurusnya harus dapat saling kenal dengan Pengurus Anak Cabang (PAC), Ranting dan Anak Ranting. Jangan sampai pengurus DPC tidak kenal dengan pengurus PAC, Ranting dan Anak Ranting,” tegas Hj Megawati disambut aplous ribuan kader PDIP yang datang dari penjuru Indonesia.
Dalam sambutannya yang berlangsung sekitar dua jam lebih tersebut Hj Megawati mengatakan, kader PDIP berkumpul di Klaten dalam rangka menjalankan perintah partai setelah konggres ke-3 PDIP. Karena, salah satu amanatnya untuk terus berupaya mengorganisir segenap potensi partai agar dapat diterima masyarakat dan Bangsa Indonesia dengan baik.
Karena kader yang datang tiga pilar masing-masing stuktur partai, eksekutif dan legislatif maka diharapkan semuanya dapat mengikuti sekhidmat mungkin acara pencanangan cabang pelopor karena yang datang bukan massa rakyat tetapi kader partai.
Di Jawa Tengah inilah, lanjut Hj Megawati, dirinya selaku Ketua Umum DPP PDIP melaksanakan perintah konggres untuk bisa memilih dan memutusan cabang-cabang yang dalam perintah konggres disebut sebagai cabang pelopor. Diskusi dalam membentuk dan memutuskan cabang pelopor bukan hal yang mudah, karena aturannya juga termaktub dalam AD/ART partai bahwa cabang pelopor adalah cabang yang bisa membentuk struktur sampai anak ranting.
“Kemudian kepengurusannya seluruhnya mulai dari DPC, PAC, Ranting dan Anak Ranting bisa memenuhi sesuai jumlah yang telah ditentukan. Kemudian cara kerja kader-kadernya, karena pada saatnya nanti juga akan dipilih harus memiliki tanggung jawab sesuai tingkatan kader yang telah disusun sesuai amanat konggres PDIP,” tandasnya.
Susunan kader PDIP sesuai amanat konggres, kata Hj Megawati, mulai dari kader pratama, kader madya dan kader utama. Kader utama tanggung jawabnya lebih besar dari kader madya dan kader madya memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari kader pratama. Dengan demikian maka secara perorangan seluruh kader PDIP untuk terus menerus membangun partai yang lebih baik.
Membentuk suatu partai itu, kata Hj Megawati, “Artinya harus mampu mengorganisir diri kita sendiri, bagaimana kita harus menjadi lebih baik secara terus menerus sehingga akhirnya menjadi partai pelopor. Bukan suatu perjalanan yang mudah karena semua ini alat perjuangan untuk mengorganisir rakyat, karena itu semua kader PDIP harus mengetahui siapa dirinya.”

Ideologi Pancasila
Dalam kuliah umum di Sekolah Tinggi Sistem Pemerintahan (Stipan) sama dengan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), ada mahasiswa bertanya, “Siapa Anda dan dari mana, mengapa disebut warga Bengsa Indonesia. Setelah merdeka banyak warga yang lupa diri alasannya toh saya juga Bangsa Indonesia dan tinggal di Indonesia.”
Benarkah demikian? “Tidak,” tegas Hj Megawati. Karena sebagai warga negara yang punya keyakinan apalagi sebagai kader partai telah diputuskan dalam konggres bahwa PDIP punya idelogi yang dijadikan pedoman segenap warga partai.
Dalam acara tersebut Hj Megawati juga menjelaskan, ideologi berasal dari kata ideo dan logi maksudnya ideo adalah ide, pikiran, keinginan, cita-cita dan logi adalah ilmu. “Artinya kalau perorangan apa tujuan hidup saya, apa keinginan saya. Ada yang berpikiran yang penting saya sudah lahir, cantik, punya suami, punya anak lantas saya tidak tahu apa kehendak rakyat, saya tidak peduli,” ujarnya. Apa seperti itu? “Tidak,” tegas Megawati.
“Karena ideologi itulah yang menuntun kita mencapai satu arah dan tujuan baik secara perorangan, masyarakat, partai, bangsa dan negara. Itulah yang sekarang mulai kehilangan arahnya,” tegas Megawati dengan nada lantang.
“Dan mestinya kita merasa bersyukur karena konggres ke 3 PDIP memutuskan idelogi partai adalah Pancasila yang lahir 1 Juni 1945. Karena ideologo Pancasila hasil pemikiran Bapak Bangsa sekaligus kreator Bangsa Indonesia, Bung Karno yang mengetahui arah bangsa ini, cita-cita bangsa ini,” jelas Hj Megawati.
“Kita merdeka abad 20 tepatnya pada 17 Agustus 1945 dan sekarang sudah masuk abad 21 yang merupakan abad lain, tidak seperti abad 20 lalu. Rentetan peristiwa pada abad 20 yang saya sebut sebagai abad politik diawali pada tahun 1901 dengan lahirnya Bung Karno yang membuka pikiran dan mampu berbicara dengan bangsa-bangda di dunia bahwa pada saatnya nanti akan mendirikan bangsa sendiri yakni Indonesia,” katanya.
“Saya menanyakan Anda apakah hanya mau makan tidur tidak peduli dengan orang lain. Saya bertanya dengan Walikota dan Wakil Walikota Solo apakah orang pintar bisa berbuat baik?  Jawabnya adalah belum tentu,” jelasnya.
Di abad 20, lanjut Hj Megawati, merupakan perjuangan bangsa-bangsa untuk merdeka sehingga di Indonesia juga ada konferensi Asia Afrika, karena waktu itu abad politik. Sekarang di Timur Tengah terjadi pergolakan, namun sebenarnya hal itu bukan politik. Karena masalah sesungguhnya adalah masalah ekonomi berebut untuk menguasai ladang-ladang minyak.
Maka dari itu, tegas Hj Megawati, warga PDIP harus tahu ideologi partai, karena pada saatnya menjadi kader utama yang harus bersama-sama rakyat, menangis bersama rakyat dan tertawa bersama rakyat. “Karena hakekatnya kita itu adalah rakyat itu sendiri. Kader PDIP bukan saja mendampingi rakyat, tetapi harus bersama-sama rakyat,” tuturnya.
Maka dari itu dalam membentuk cabang pelopor, kata Megawati, DPC yang sudah dicanangkan sebagai cabang pelopor akan dievaluasi setiap enam bulan. Sehingga kalau kader-kadernya tidak bersama-sama rakyat maka status cabang pelopor dapat diturunkan lagi dan kepengurusannya berubah lagi.

Mengorganisir Rakyat
Hj Megawati dalam kesempatan itu juga menyoroti penanganan gempa dan tsunami di Jepang yang ditangani secara rapi dan disiplin mulai dari pemerintah, angkatan bersenjata dan relawan termasuk warga Jepang sehingga tidak ada penjarahan. Bahkan, ada korban tsunami seorang yang sudah tua terombang-ambing di laut namun berhasil diselamatkan oleh angkatan bersenjata. “Luar biasa, Semua itu dapat berjalan karena organisasinya bagus,” katanya.
Makanya konggres mengamanatkan dibentuk DPC pelopor. “Bisa tidak, kader pelopor mengorganisir rakyat, misalnya untuk menghadiri acara ini bagaimana program-programnya, panitianya, transportasinya, dananya bagaimana dan seterusnya. Sehingga dapat menghadiri pencanangan cabang pelopor di Lapangan Jambakan dan bertemu ketua umumnya,” tegasnya lagi.
“Kader utama, kader madya dan kader pratama jangan hanya duduk-duduk di kursi. Ketua Umum sampai anak ranting harus bekerjasama membantu rakyat. Kalau saya tugasi membantu petani yang sawahnya kebanjiran bisa tidak? Harus bisa,” tegasnya.
Ada usulan agar DPRD-nya dibenahi, kata Hj Megawati, bahwa tiga pilar PDIP masing-masing struktural partai, eksekutif, legislatif harus bekerjasama. Kalau ada aduan supaya dibuat tertulis dan yang mengadu juga bertandatangan. Kalau aduannya secara tertulis serta ditandatangani pasti akan ditindaklanjuti supaya tidak ada fitnah.
Dalam pidato politiknya Hj Megawati tampak mampu mengundang decak kagum para kader-kadernya. Buktinya, setelah pada awal pidato Megawati mengingatkan agar kader PDIP yang hadir dapat mengikuti pidatonya secara khidmat para kader PDIP yang hadir juga mampu mengikuti semua pidato Megawati secara tenang dan tertib. (idi)



13 Kecamatan Belum Terjamah Air PDAM

KLATEN - Ratusan ribu warga Kabupaten Klaten yang tinggal di 13 kecamatan selama ini belum mendapatkan layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), karena PDAM baru mampu memberikan layanan di 13 kecamatan. Dengan begitu separuh kecamatan yang ada di Klaten belum terjamah layanan air PDAM.

Demikian dikatakan Direktur Utama PDAM Kabupaten Klaten, Hj Ambar Muryati SE MM kepada pers di sela-sela peresmian program hibah air bersih dan pengolahan air limbah bantuan Pemerintah Australia melalui Australian Agency for International Development (AusAID) di Lapangan Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, Klaten, Selasa (22/3).
Program hibah air bersih  dan pengolahan air limbah bantuan Pemerintah Australia tersebut senilai 25 juta dolar Australia untuk tujuh kabupaten/kota di Jateng. Penyerahan dilakukan Direktur Bidang Infrastruktur AusAID Benjamin Power  dihadiri Bupati Klaten H Sunarna SE MHum, Sekretaris Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah Heru Supriyanto, Sekretaris Dirjen Cipta Karya Susmono dan Sekda Klaten H Indarwanto serta sejumlah warga penerima program hibah.
Lebih lanjut Hj Ambar Muryati menjelaskan, PDAM Klaten memang baru melayani di 13 kecamatan atau separuh dari 26 jumlah kecamatan yang ada di Klaten. 13 kecamatan yang sudah dilayani air PDAM masing-masing Kecamatan Klaten Tengah, Klaten Utara, Klaten Selatan, Prambanan, Kemalang, Karangnongko, Karanganom, Ceper, Delanggu, Wedi, Pedan, Kalikotes dan Kecamatan Cawas.
Sedangkan kecamatan yang masih dalam proses pemasangan sambungan pipa PDAM masing-masing Kecamatan Jatinom, Kebonarum, Jogonalan dan Kecamatan Gantiwarno. “Saat ini yang masuk dalam program MBR hibah air minum dari Pemerintah Australia diantaranya Kecamatan Cawas, Wedi, Kalikotes dan Kemalang,” kata Hj Ambar sembari tersenyum.
Dikatakan, untuk 31 kecamatan yang belum terjamah layanan PDAM antara lain Kecamatan Trucuk, Bayat, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Tulung, Polanharjo. PDAM Klaten memang mengakui bahwa 13 kecamatan yang sudah ada sambungan pipa PDAM juga belum mampu melayani seluruh desa yang ada di tiap kecamatan.

Air Kebutuhan Pokok
Menurut Hj Ambar Muryati, Klaten memiliki 130 sumber mata air, namun yang baru dimanfaatkan untuk pelayanan air minum baru ada delapan titik mata air. PDAM Klaten akan berupaya secara maksimal mungkin dalam memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Klaten, karena pada dasarnya air bersih menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Dengan keterbatasan APBD Klaten, kata Hj Ambar Muryati, memberikan peluang pemerintah pusat, sektor swasta melalui program-programnya dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat seperti program hibah air minum dari Australia. Sehingga langkah nyata untuk memberikan cakupan pelayanan PDAM kepada masyarakat Klaten dapat terwujud guna mendukung tujuan pembangunan milenium (MDGs) dan target pemasangan 10 juta sambungan hingga 2015.
Pemkab Klaten melalui kebijakan Bupati H Sunarna, kata Hj Ambar Muryati, telah memberikan penambahan modal bagi pengembangan PDAM Klaten seperti pada APBD 2008 sebesar Rp 5,3 miliar dan APBD 2009 Rp 3,8 miliar. Kemudian dari pemerintah pusat selama 3,5 tahun membantu Rp 22 miliar untuk penambahan sambungan di lima kecamatan sehingga PDAM Klaten selama 3,5 tahun pula dapat menambah sambungan 7.000 sambungan. 

Hj Ambar Muryati berharap, agar masyarakat yang mendapat hibah program air bersih dapat memanfaatkan sambungan air yang sudah terpsang demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sehingga ke depan masyarakat Kabupaten Klaten khususnya yang berpenghasilan rendah dapat menikmati layanan air bersih. (idi/rin)


Senin, 28 Februari 2011

Bupati Prakarsai Klaten Berdzikir

Bupati Prakarsai Klaten Berdzikir

KLATEN— Bupati Klaten H Sunarna SE MHum memprakarsai terselenggaranya kegiatan Klaten Berdzikir dan Bersholawat yang rencananya akan diselenggarakan sebulan sekali.

Klaten Berdzikir dan Bersholawat putaran pertama digelar bersamaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 H/2011 M di Joglo Makam Sunan Pandanaran, Paseban, Bayat, Selasa malam (22/2) lalu. Klaten Berdzikir dan Bersholawat tersebut dipimpin Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf.
Ketua Panitia Klaten Berdzikir dan Bersholawat Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Ustad Sunardi dalam laporannya mengatakan, masyarakat Klaten seharusnya bangga memiliki bupati yang mencintai Allah SWT dan Rosulullah Nabi Muhammad SAW yang diwujudkan dengan berdzikir dan bersholawat.
“Kegiatan Klaten Berdzikir dan Bersholawat ini merupakan putaran pertama dan putaran kedua akan diadakan di Kecamatan Karanganom dan diharapkan dapat digelar sampai Bupati Klaten H Sunarna sampai purna tugas. Selama ini setiap Senin malam juga diadakan semaan Al Quran di Rumah Dinas Bupati Klaten,” kata Ustad Sunardi.
Hal itu, lanjut Ustad Sunardi menunjukkan bahwa, Bupati Klaten H Sunarna SE MHum mencintai Allah SWT dan Rosul Nabi Muhammad SAW. “Mencintai Allah dengan semaan Al Quran dan mencinta Rosul dengan bersholawat. Semoga dengan Klaten Berdzikir dan Bersholawat, Allah SWT akan meridhoi seluruh masyarakat Kabupaten Klaten sehingga tercipta yang diidamkan-idakan masyarakat Klaten menuju masyarakat toto titi tentrem kertoraharjo,” ujar Ustad Sunardi.
Bupati Klaten H Sunarna SE MHum dalam sambutannya mengatakan, semoga dengan berdzikir dan bersholawat, Allah SWT memberikan rahmat dan ridho untuk seluruh masyarakat Klaten. “Klaten beberapa waktu lalu ditangkap lagi teroris masih SMK. Bahwa itu bukan hal yang baik, karena Islam selalu damai, Islam menyenangkan, Islam tidak merugikan orang lain, keluarga dan orang tua. Islam membawa kedamaian,” tegas Bupati Sunarna.
Karena itu Bupati Sunarna mengajak, seluruh umat Islam untuk menciptakan ketenangan dan ketentraman sehingga Allah SWT melimpahkan rejeki dan nikmat untuk seluruh masyarakat Klaten. Kemudian umat Islam bersyukur dengan menyembah dan bersujud kepada Allah SAW,” katanya.
Dalam kesempatan itu Bupati Sunarna juga mengajak, umat Islam bersama-sama mendoakan kepada Allah SWT agar Habib Syech semoga diberi panjang umur dan sehat lahir batin. “Habib Syech baru saja menikahkan putrinya semoga diberi keturunan yang sholeh dan sholehah yang mencintai Allah SWT,” tutur Bupati Klaten H Sunarna.
Sementara itu KH Drs Mukhlis Hudaf dalam tausiyahnya mengisahkan, Sayidina Ali Bin Abu Tholib yang sedang memangku Sayidina Hasan, anaknya yang masih berusia lima tahun. Sayisidna Hasan bertanya, “Apakah ayah mencintaiku?.” Sayidina Ali menjawab, “Tentu ayah mencintai Sayidina Hasan, anakku.”
Kemudian Sayidina Hasan bertanya lagi, “Wahai ayah apakah ayah juga mcncintai Sayidah Fatimah, ibuku.” Lalu Sayidina Ali menjawab, “Tentu nak ayah mencintai ibumu.” Lalu Sayidina Hasan bertanya lagi, “Apakah ayah juga mencintai kakekku Rosulullah Nabi Muhammad SAW.” Kemudian Sayidina Ali menjawab, “Apalagi dengan kakekmu, tentu ayah sangat-sangat mencintainya.” Kemudian Sayidina Hasan kembali bertanya kepada Sayidina Ali. “Apakah ayah uga mencintai Allah SWT.”  Sayidina Ali tertegun dan bergetar saat akan menjawab. “Apalagi dengan Allah SWT nak tentu ayak mencintainya.”
Sayidina hasan bertanya lagi, “Ayah punya hati berapa sehingga dapat mencintaiku, ibuku, kakekku dan mencintai Allah SWT.” Kemudian Sayidina Ali menjawab, “Wahai anakku hati ayah hanya satu nak. Asalnya cinta hanya satu nak yaitu dari Allah SWT. Kalau mencintai Allah SWT maka juga akan mencintaimu, ibumu, kakekmu bahkan mencintai sesama manusia karena semua hamba Allah SWT. Mencintai binatang karena binatang ciptaan-Nya juga,” kata Sayidina Ali.
Menurut KH Mukhlis Hudaf, kalau semua umat Islam memiliki paradigma Islam seperti Sayidina Ali, maka akan tercipta kedamaian tanpa membedakan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Sehingga tercipta kerukunan dan kedamaian di muka bumi termasuk di Kabupaten Klaten.
KH Mukhlis Hudaf juga mengisahkan, saat Nabi Muhammad SAW sedang duduk di tepi jalan dan saat itu ada jenasah yang dipikul. Maka seketika itu Nabi Muhammad SAW berdiri sebagai bentuk menghormati jenasah yang dipikul tersebut.
Sayidina Umar bertanya, “Mengapa Rosulullah berdiri padahal jenasah yang dipikul itu adalah jenasah Yahudi?.” Dan Nabi Muhammad SAW berkata, “Meskipun jenasah itu Yahudi, dia juga hamba Allah SWT. Kalau Allah SWT saja menghormati semua manusia, kenapa aku tidak. Meskipun jenasah itu Yahudi juga tetap dihormati.”
Dengan berkaca kepada akhlaq Nabi Muhammad SAW tersebut, tegas KH Mukhlis Hudaf, kalau ada umat Islam tidak adil bahkan menjadi teroris maka umat Islam itu belum paham ajaran Islam. Karena pada dasarnya Islam itu sarat dengan perdamaian, santun, menghorati dan menyanyanyi semua isi alam.
Klaten Berdzikir dan Bersholawat di Joglo Makam Sunan Pandanaran Bayat berjalan lancar meskipun sejak sore sampai acara dimulai hingga acara selesai Desa Paseban, Bayat diguyur hujan deras. Meski hujan deras ternyata tidak menyurutkan umat Islam di Kota Klaten dan sekitarnya untuk berdzikir dan bersholawat untuk mengagungkan asma Allah SWT dan Rosulullah Nabi Muhammad SAW. (idi)