Senin, 28 Februari 2011

Bupati Prakarsai Klaten Berdzikir

Bupati Prakarsai Klaten Berdzikir

KLATEN— Bupati Klaten H Sunarna SE MHum memprakarsai terselenggaranya kegiatan Klaten Berdzikir dan Bersholawat yang rencananya akan diselenggarakan sebulan sekali.

Klaten Berdzikir dan Bersholawat putaran pertama digelar bersamaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1432 H/2011 M di Joglo Makam Sunan Pandanaran, Paseban, Bayat, Selasa malam (22/2) lalu. Klaten Berdzikir dan Bersholawat tersebut dipimpin Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf.
Ketua Panitia Klaten Berdzikir dan Bersholawat Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Ustad Sunardi dalam laporannya mengatakan, masyarakat Klaten seharusnya bangga memiliki bupati yang mencintai Allah SWT dan Rosulullah Nabi Muhammad SAW yang diwujudkan dengan berdzikir dan bersholawat.
“Kegiatan Klaten Berdzikir dan Bersholawat ini merupakan putaran pertama dan putaran kedua akan diadakan di Kecamatan Karanganom dan diharapkan dapat digelar sampai Bupati Klaten H Sunarna sampai purna tugas. Selama ini setiap Senin malam juga diadakan semaan Al Quran di Rumah Dinas Bupati Klaten,” kata Ustad Sunardi.
Hal itu, lanjut Ustad Sunardi menunjukkan bahwa, Bupati Klaten H Sunarna SE MHum mencintai Allah SWT dan Rosul Nabi Muhammad SAW. “Mencintai Allah dengan semaan Al Quran dan mencinta Rosul dengan bersholawat. Semoga dengan Klaten Berdzikir dan Bersholawat, Allah SWT akan meridhoi seluruh masyarakat Kabupaten Klaten sehingga tercipta yang diidamkan-idakan masyarakat Klaten menuju masyarakat toto titi tentrem kertoraharjo,” ujar Ustad Sunardi.
Bupati Klaten H Sunarna SE MHum dalam sambutannya mengatakan, semoga dengan berdzikir dan bersholawat, Allah SWT memberikan rahmat dan ridho untuk seluruh masyarakat Klaten. “Klaten beberapa waktu lalu ditangkap lagi teroris masih SMK. Bahwa itu bukan hal yang baik, karena Islam selalu damai, Islam menyenangkan, Islam tidak merugikan orang lain, keluarga dan orang tua. Islam membawa kedamaian,” tegas Bupati Sunarna.
Karena itu Bupati Sunarna mengajak, seluruh umat Islam untuk menciptakan ketenangan dan ketentraman sehingga Allah SWT melimpahkan rejeki dan nikmat untuk seluruh masyarakat Klaten. Kemudian umat Islam bersyukur dengan menyembah dan bersujud kepada Allah SAW,” katanya.
Dalam kesempatan itu Bupati Sunarna juga mengajak, umat Islam bersama-sama mendoakan kepada Allah SWT agar Habib Syech semoga diberi panjang umur dan sehat lahir batin. “Habib Syech baru saja menikahkan putrinya semoga diberi keturunan yang sholeh dan sholehah yang mencintai Allah SWT,” tutur Bupati Klaten H Sunarna.
Sementara itu KH Drs Mukhlis Hudaf dalam tausiyahnya mengisahkan, Sayidina Ali Bin Abu Tholib yang sedang memangku Sayidina Hasan, anaknya yang masih berusia lima tahun. Sayisidna Hasan bertanya, “Apakah ayah mencintaiku?.” Sayidina Ali menjawab, “Tentu ayah mencintai Sayidina Hasan, anakku.”
Kemudian Sayidina Hasan bertanya lagi, “Wahai ayah apakah ayah juga mcncintai Sayidah Fatimah, ibuku.” Lalu Sayidina Ali menjawab, “Tentu nak ayah mencintai ibumu.” Lalu Sayidina Hasan bertanya lagi, “Apakah ayah juga mencintai kakekku Rosulullah Nabi Muhammad SAW.” Kemudian Sayidina Ali menjawab, “Apalagi dengan kakekmu, tentu ayah sangat-sangat mencintainya.” Kemudian Sayidina Hasan kembali bertanya kepada Sayidina Ali. “Apakah ayah uga mencintai Allah SWT.”  Sayidina Ali tertegun dan bergetar saat akan menjawab. “Apalagi dengan Allah SWT nak tentu ayak mencintainya.”
Sayidina hasan bertanya lagi, “Ayah punya hati berapa sehingga dapat mencintaiku, ibuku, kakekku dan mencintai Allah SWT.” Kemudian Sayidina Ali menjawab, “Wahai anakku hati ayah hanya satu nak. Asalnya cinta hanya satu nak yaitu dari Allah SWT. Kalau mencintai Allah SWT maka juga akan mencintaimu, ibumu, kakekmu bahkan mencintai sesama manusia karena semua hamba Allah SWT. Mencintai binatang karena binatang ciptaan-Nya juga,” kata Sayidina Ali.
Menurut KH Mukhlis Hudaf, kalau semua umat Islam memiliki paradigma Islam seperti Sayidina Ali, maka akan tercipta kedamaian tanpa membedakan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Sehingga tercipta kerukunan dan kedamaian di muka bumi termasuk di Kabupaten Klaten.
KH Mukhlis Hudaf juga mengisahkan, saat Nabi Muhammad SAW sedang duduk di tepi jalan dan saat itu ada jenasah yang dipikul. Maka seketika itu Nabi Muhammad SAW berdiri sebagai bentuk menghormati jenasah yang dipikul tersebut.
Sayidina Umar bertanya, “Mengapa Rosulullah berdiri padahal jenasah yang dipikul itu adalah jenasah Yahudi?.” Dan Nabi Muhammad SAW berkata, “Meskipun jenasah itu Yahudi, dia juga hamba Allah SWT. Kalau Allah SWT saja menghormati semua manusia, kenapa aku tidak. Meskipun jenasah itu Yahudi juga tetap dihormati.”
Dengan berkaca kepada akhlaq Nabi Muhammad SAW tersebut, tegas KH Mukhlis Hudaf, kalau ada umat Islam tidak adil bahkan menjadi teroris maka umat Islam itu belum paham ajaran Islam. Karena pada dasarnya Islam itu sarat dengan perdamaian, santun, menghorati dan menyanyanyi semua isi alam.
Klaten Berdzikir dan Bersholawat di Joglo Makam Sunan Pandanaran Bayat berjalan lancar meskipun sejak sore sampai acara dimulai hingga acara selesai Desa Paseban, Bayat diguyur hujan deras. Meski hujan deras ternyata tidak menyurutkan umat Islam di Kota Klaten dan sekitarnya untuk berdzikir dan bersholawat untuk mengagungkan asma Allah SWT dan Rosulullah Nabi Muhammad SAW. (idi)